Sabtu, 07 Januari 2012

Tentang kelurga

Dalam perjalan hidup adem bayak hal suda di lewati, baik itu hal yang menyenangkan maupun yang  menyedikan,adem orang baik dan tidak sombang suka berkerja dan suka membantu orang tua.Saat menabrak seorang yang tak dikenal, “Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya.
Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda. Orang yg tidak kenal saya, juga berlaku sangat sopan.
Pada hari itu juga, saat saya memasak makan malam, putraku berdiri diam-diam di samping saya.
Saat berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. Minggir,” kata saya dengan marah.
Ia pergi, hati kecilnya hancur.
Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika berbaring, nuraniku berkata, “Sewaktu berurusan dgn orang tidak dikenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tapi thd anak-anak, sepertinya kau perlakukan sewenang-wenang.”
Aku tersentak, merasa malu, dan air mataku mulai menetes. Saya buka pintu kamarku. Kudapati beberapa kuntum bunga mawar. Bergegas aku ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?”
Ia tersenyum, “Aku memetik bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yg berwarna biru.”
Aku berkata, “Anakku, Ibu menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tdk membentakmu tadi.”
Si kecilku berkata, “Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”
Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yg biru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar