Sabtu, 07 Januari 2012

Tentang kelurga

Dalam perjalan hidup adem bayak hal suda di lewati, baik itu hal yang menyenangkan maupun yang  menyedikan,adem orang baik dan tidak sombang suka berkerja dan suka membantu orang tua.Saat menabrak seorang yang tak dikenal, “Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya.
Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda. Orang yg tidak kenal saya, juga berlaku sangat sopan.
Pada hari itu juga, saat saya memasak makan malam, putraku berdiri diam-diam di samping saya.
Saat berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. Minggir,” kata saya dengan marah.
Ia pergi, hati kecilnya hancur.
Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika berbaring, nuraniku berkata, “Sewaktu berurusan dgn orang tidak dikenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tapi thd anak-anak, sepertinya kau perlakukan sewenang-wenang.”
Aku tersentak, merasa malu, dan air mataku mulai menetes. Saya buka pintu kamarku. Kudapati beberapa kuntum bunga mawar. Bergegas aku ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?”
Ia tersenyum, “Aku memetik bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yg berwarna biru.”
Aku berkata, “Anakku, Ibu menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tdk membentakmu tadi.”
Si kecilku berkata, “Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”
Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yg biru.

Kamis, 05 Januari 2012

Tentang Organisasi

Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.

Struktur organisasi

Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
  • Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)
  • Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
  • Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
  • Ketua Umum
  • Wakil Ketua I
  • Wakil Ketua II
  • Sekretaris Umum
  • Sektetaris I
  • Sekretaris II
  • Bendahara
  • Wakil Bendahara
  • Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah

Contoh Riwayat Hidup

Contoh ke 1.
Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Kewarganegaraan
Status perkawinan
Tinggi, berat badan
Kesehatan
Agama
Alamat lengkap
Telepon, HP
E-mail
: Saddam
: Laki Laki
: Muara Petai, 26 Desember 1993
: Indonesia
: Belum Menikah
: 165 cm, 53 kg
: Sangat Baik
: Islam
: Jalan Amanah Gang Jati
: HP = 0817 9854 xxx
: putri.flo@gmail.com

Pendidikan
» Formal

1985 - 1991
1991 - 1994
1994 - 1997
1997 - 2001
: SDN 019 , Muara Petai
: SMP Negeri 1, Teluk Kuantan
: SMA PGRI, Pekanbaru
: Program Sarjana (S-1) Ilmu Kominukasi Universitas Islam Riau
» Non Formal

1998 - 1999
1999 - 2002
2004 - 2004
: Kursus Komputer dan Internet di Puskom Gilland Ganesha, Jakarta
: Kursus Bahasa Inggris di LBA Gilland Ganesha, Jakarta
: Kursus Pajak (Brevet A & B) di FAIUP, Jakarta

Kemampuan
  1. Kemampuan Akuntansi dan Administrasi (Journal Printing & Calculation, Ledger, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls, Project Data Updating, Teller, Salary Caldulation).
  2. Sistem Perpajakan.
  3. Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook).
  4. Kemampuan Internet.

Pengalaman Kerja
Bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, Cibinong
Periode
Status
Posisi
: Agustus 2001 - Januari 2012
: Pegawai Tetap
: Staf Akuntansi dan Perpajakan
Uraian singkat pekerjaan :
  • Mengontrol persediaan dan pembelian peralatan kantor.
  • Turut membantu pembuatan laporan keuangan perusahaan
  • Mengatur jadwal pertemuan bisnis, pertemuan internal, dan perjalanan bisnis.
  • Melakukan surat-menyurat bisnis dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris (via internet maupun non internet).
  • Melakukan perhitungan pajak perusahaan.
  • Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok.
  • Turut membantu pelatihan pegawai baru.

Cibinong, 5 Januari 2012



Florentina Putri

CERPEN


Si Kancil dan Buaya

Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk...krucuk...krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: "Buaya....buaya.... ayo keluar..... Aku punya makanan untukmu...!!" Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.

Sekali lagi Kancil berteriak, "Buaya...buaya... ayo keluar... mau daging segar nggak?"

Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, "Huaahhh... siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja." "Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu." Kata buaya kedua yang juga muncul                                                           

"Wah.... bagus kalian mau keluar, mana yang lain?" kata Kancil kemudian. "Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa...!" Kancil berteriak lagi.
"Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan," kata buaya.
"Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini," makanya harus keluar semua.                                                                                              

Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua. "Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar....!" buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.                                          

"Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana," "Nanti aku akan menghitung satu persatu."

Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
"Oke, sekarang aku akan mulai menghitung," kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, "Satu..... dua..... tiga....." begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, "Mudah sekali ternyata."                                                    

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, "Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?" "Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian," kata Kancil.                        

"Ha!....huaahh... sialan... Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu," kata buaya-buaya itu geram. Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun. 

Sumber : http://bukucatatan-part1.blogspot.com/2009/04/si-kancil-dan-buaya.html
                http://id.wikipedia.org/

CERPEN



Kambing .:. Cerpen Joni Ariadinata

    Di pintu surga nanti, ia adalah kambing yang sial. Daging memang gemuk-gempal, bulu putih mulus, tanduk melingkar kokoh, harapan hidup dan masa depan gemilang --ya ya, memang begitu, semua ihwal tentang syarat masuknya ''surga para kambing'' (seperti yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya) telah tercukupi. Maka ketika roh baiknya dicabut, ia tersenyum. Di saat liang nafasnya ngorok lantaran sekarat, kamu bayangkanlah itu: ''darah ini muncrat melesat dari jantung muda dan sehat!'' Maka ia teramat ikhlas. Di kala lehernya yang mulus itu digorok dengan bismillah, lalu tulang penyangga leher itu ditebas paksa dengan suara ''krak!'' hingga menggelindinglah kepalanya dengan sukses (disertai sorak sorai anak-anak), ia masih begitu gembira. Lalu kakinya yang kokoh dipotong-potong, kulitnya yang mulus disayat-sayat, dagingnya diiris-iris, jerohan diobrak-abrik, hati dan jantung dicabut, tulang-belulang dicacah dirajang dipisah-pisah....

    Maka rohnya yang suci dan penuh harapan pun terbang menuju pintu surga. Surga yang dijaga para malaikat (malaikat yang menyerupai kambing-kambing dengan ketampanan tak tertandingi). Lalu, pada saat itulah ia tahu bahwa ia adalah kambing yang sial. Seorang malaikat penjaga dengan tegas berkata: ''Tuhan telah berkata kepadamu, lewat perantara aku, bahwa kamu ditolak untuk memasuki surga.''
Demikianlah maka ia menggerutu tentang sebab-sebab nasib yang celaka.

    Kampung Darjeling, itulah kampung para pencari surga yang ingin ia ceritakan. Di bawah terob deklit plastik saat seutas tali gantungan terpancang hebat, menjulur mengayun-ayun. Orang-orang menatap kagum, para lelaki, perempuan-perempuan, anak-anak, menantikan sesuatu. Berderet, bergimbung, ada yang pura-pura sibuk, menggobrol, menunjuk-nunjuk. Langit cerah. Angin sejuk. Di bawah deklit tali gantungan semakin hebat. Lalu meledak suara riuh: ''Mereka datang!'' Load speaker merek Toa dibunyikan: ''Sodara-sodara, binatang sudah datang. Harap bertepuk tangan!!''

    ''Semua takbir! Ayo, yang bisa takbiran, semua ikut takbir! Mumpung hari raya kurban. Yang hanya bisa ngomongin orang saja, kali ini diam! Ibu-ibu jangan cerewet. Cukup kalian lihat. Ke mana Usthaadd Mariot, he?'' Haji Dulroji sinis menyebut kata ''ustad'' dengan ''usthaadd'' lantaran kedudukannya di mata Tuhan lebih baik. Lalu tiga lelaki tua, peot, dan mungkin hampir mati, mengerti: mereka tertawa. Lalu seorang di antara yang tua, peot, dan mungkin hampir mati itu bilang: ''Usthaadd Mariot tak kelihatan. Tak datang. Dia pasti malu.''

''Apa perlu disusul?''
''Tak perlu,'' Haji Dulroji merebut mikropon yang dipegang Solsoleh. Solsoleh tentu bersikeras mempertahankan mikropon seperti membela nyawanya sendiri lantaran ''dalam rapat panitia besar, ia ditetapkan secara resmi menjadi pembawa acara''. Solsoleh memberi sumbangan untuk binatang sebanyak 20 ribu, itulah kenapa ia mendapat kehormatan sebagai pembawa acara. Sementara Kaji Dulroji (ia menyebut kata ''haji'' dengan ''kaji'' semata-mata lantaran benci), cuman menyumbang 5 ribu. Tapi demi Tuhan Yang Maha Penyayang (karena melihat bagaimana mata Kaji Dulroji melotot), ia ngeri, dan menyerahkan mikropon segera. ''Aku hanya pinjam mikroponnya sebentar, Solsoleh!''

''Nah, sodara-sodara,'' teriak speaker Toa dari mulut Haji Dulroji, ''sehubungan karena Usthaaaadddd Mariot tak datang (hadirin tertawa), maka kita mulai saja penyembelihan binatang. Tak perlu pake doa bahasa Arab untuk memulai pembunuhan binatang, karena hanya Usthaaadd Mariot yang biasanya suka pamer, pura-pura ngerti bahasa Arab (hadirin tertawa lagi). Tuhan tidak bodoh. Dia pasti ngerti bahasa kita. Setuju?''

''Setuju!''
Orang-orang bersorak. Bergimbung berkeliling. Membentuk lingkaran. Binatang yang baru datang (diiringi sorak sorai) digiring ke tengah naungan deklit, di bawah tali gantungan hebat. Ia adalah binatang, seekor kambing gemuk yang gagah. Ia yang sesungguhnya dididik oleh tangan gembala jujur. Dengan makanan rumput halal yang selalu dijemput dengan bismillah. Hingga pada sebuah pagi (sebuah pagi yang ia rasakan sebagai puncak kemudaan dan kegagahan), tubuhnya yang perkasa itu digiring menuju pasar hewan. Lalu seorang saudagar bernama Juragan Imron menaksirnya dengan penuh kekaguman. Pada saat bersamaan, muncul Lelaki Berpakaian Santri membawa segepok recehan terdiri dari uang logam ratusan, seribuan, lima ribuan, dan sepuluh ribuan dengan ukuran fantastik: satu kantong plastik kresek. Demikian Lelaki Berpakaian Santri mengatakan: ''Uang hasil patungan warga Kampung Darjeling untuk satu ekor kambing gemuk!'' Gembala jujur menerima uang dari Juragan Imron tujuh ratus dua puluh ribu. Lelaki Berpakaian Santri membeli kambing gemuk dari Juragan Imron seharga delapan ratus dua puluh ribu, dengan pesan penting (didahului oleh ucapan assalamu'alaikum) sebagai berikut: ''Dalam kuitansi, catat harganya sembilan ratus lima puluh dua ribu!'' Tentu, Juragan Imron mengatakan dengan bijak: ''Biasa lah sodara, kita sama-sama maklum. Tambah dua puluh ribu untuk menaikkan angka kuitansi. Bagaimana?'' Kedua-duanya mengangguk. Kedua-duanya tertawa. Lelaki Berpakaian Santri menyeret binatang dengan impian bisa membelikan anaknya pakaian, sekaligus ''jatah daging paling banyak''. Sementara Juragan Imron melepas binatang dengan lega sambil menjawab ucapan salam yang berbunyi, ''Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokaatuh.''
    Maka demikianlah binatang paling beruntung di hari raya kurban itu diseret menuju tiang tali gantungan. Haji Dulroji berkenan untuk tetap merebut mikropon dari Solsoleh, mengatakan dengan khidmat: ''Sodara-sodara, seperti kita ketahui bahwasanya Usthaaadd Mariot tidak datang karena malu. Kenapa karena malu? Karena sodara-sodara, seperti kita ketahui, dia tidak setuju dengan adanya kurban patungan. Nah, sehubungan dengan itu, saya minta sodara yang biasa membunuh binatang supaya maju menggantikan Usthaaadd Mariot!''

''Kalo dia tidak setuju kurban patungan, kenapa dia tidak kurban saja sendirian?''
''Nah, betul apa katamu Murod! Dia bilang, kurban patungan itu tidak sah. Nah, apa pendapatmu Murod? Seperti kita ketahui bersama, sodara-sodara, kurban itu yang penting adalah binatang. Binatang itu sekarang sudah ada, yaitu hasil patungan kita, warga yang beriman. Untuk itu, marilah sebelum kita bunuh, kita berdoa pake bahasa kita! Nah, sodara Murod, apakah kamu pernah membunuh binatang?''

''Saya pernah membunuh babi hutan.''
''Sebentar Pak Haji, apa perlu para penyumbang patungan itu diumumkan?'' seseorang menyela.

    ''Tidak perlu!!'' buru-buru Haji Dulroji mengelak dengan galak, tentu ia yang akan malu lantaran nilai patungannya cuman lima ribu. Ketika Ustad Mariot menuding pada saat rapat besar kampung, seminggu yang lalu, ia masih bisa mengelak dengan mengatakan: ''Sebagai haji, tentu aku sudah berniat berkurban. Tapi karena anakku mendadak minta dibelikan sepeda balap, maka niat itu terpaksa kutunda. Tahun depan aku pasti berkurban. Nah, sodara Ustad Mariot, daripada tidak ada yang berkurban sama sekali, bukankah lebih baik patungan? Nah, kurban itu yang paling penting adalah ada binatang, nah, bla-bla-bla...."

''Sodara Murod, apakah sudah siap membunuh binatang?'' kembali Haji Dulroji memberi perintah. ''Tak usah diumumkan. Tuhan toh sudah tahu siapa yang beriman dan siapa yang tidak.''
''Sebentar Pak Haji, ada surat dari Kepala Dusun!'' seseorang menyeruak maju. Haji Dulroji kembali mangkel. ''Surat apa, heh?''

''Katanya amanat. Penting.''
Haji Dulroji menggerutu. Ia menerima amanat penting dan membacanya dalam hati: ''Kepada Haji Dulroji, ulama kepala panitia kurban. Sehubungan saya mendengar akan ada perayaan yang di dalamnya ada menyembelih kambing. Maka sehubungan istri saya hamil dan tadi malam nyidam dan ada permintaan perihal daging kambing. Maka harap setelah selesai penyembelihan, dikirim buntut dan satu paha kanan belakang untuk kepentingan nyidam dimaksud. Harap diteruskan kepada yang berwenang membagikan daging kambing. Sekian dan terima kasih. Tertanda Ngadimin Basir Kepala Dusun.''

    Haji Dulroji komat-kamit tak jelas. Hadirin mendekat tak sabar, merubung hingga Haji Dulroji sontak marah: ''Yang tidak berkepentingan bubar! Coba, panitia inti berkumpul. Kita rapat darurat!'' Tentu, mendengar kata rapat darurat (yang artinya adalah pasti gawat), 23 orang panitia inti yang terdiri dari 7 sesepuh sebagai koordinator setiap seksi, serta 16 anggota tetap langsung mendekat. Rapat bisik-bisik. Surat amanat kembali dibaca bisik-bisik. Tegang. Seseorang sesepuh bilang tak apa. Yang lain usul jangan paha kanan, buntut dan kaki kanan saja. Hus, lelaki ketua RT yang adalah masih famili Kepala Dusun menggerutu. Sukarim, ketua seksi undangan yang sejak awal memang gelisah, bilang dengan malu, ''Sebetulnya saya kepingin terus terang, istri saya kurang darah, tentu saja kalau boleh saya mau minta hatinya, dan juga jatah daging tentu, yah... begitulah yang namanya penyakit, saya pikir semua pasti setuju, yah...'' Demi mendengar hal-hal kegawatan soal penyakit, tiba-tiba semua wajah mendadak cerah. Sepertinya telah datang ilham-ilham yang baik. Haji Dulroji berkata jujur, ia kena asam urat, maka untuk jatahnya tak boleh tercampur usus, ''harus daging semua''. 10 orang langsung mengatakan setuju, sambil mengatakan bahwa akhir-akhir ini mereka juga merasa darah rendah, ''kalau berdiri suka agak pusing,'' katanya. Walhasil, bagi yang mengatakan darah rendah, jatahnya harus ditambah. Ada yang usul secara istimewa bahwa sudah seminggu ini dua anaknya bertengkar terus, harus dikasih torpedo katanya, biar rukun. ''Maksud sodara Sali, dikasih kontol kambing? Itu memang baik untuk merukunkan dua saudara yang bertengkar, baik, nanti kita tambah jatahnya dengan torpedo.'' Semua tertawa. Lucu. Akhirnya rapat darurat ditutup dengan kesimpulan-kesimpulan yang mengagumkan. Seluruh panitia inti bisa bernafas lega, sampai ketika tiba-tiba Ahmad Masri bertanya: ''Bagaimana dengan jatah Ustad Mariot?''

    Panitia inti yang nyaris bubar dengan tertawa, tiba-tiba hening. Menatap Haji Dulroji dengan tegang.
''Tak usah dikasih! Dia kan tidak setuju,'' Haji Dulroji berkata tegas.
''Tapi bagaimanapun dia imam di surau. Dan juga sering ngisi pengajian di kampung sebelah. Bagaimana kalau dia terus ngomongkan fitnah di kampung sebelah?'' Nah, ini dia muncul persoalan, dan baru terpikir oleh semua, bahwa Ustad Mariot bermulut tipis, nyinyir, dan ceriwis. Maka, demi melihat kegawatan muka-muka panitia inti yang mendadak terdiam, dengan bijak akhirnya Haji Dulroji mengambil keputusan penting. Sebuah keputusan yang diyakini semua pihak berdasarkan ilham yang datang dari Tuhan.

''Kalau begitu, kita kirim kepala kambing!''
Rapat bubar. Di bawah tali gantungan yang hebat, Murod komat-kamit berdoa, dengan gobang berkilat. Siap membunuh.
    Adalah kambing sial, yang seluruh jiwa dan raganya telah dipasrahkan pada kehendak takdir. Di bawah naungan deklit. Angin sejuk. Matahari yang cerah. Kegembiraan orang-orang. Sesungguh-sungguhnyalah ia adalah kambing gemuk perkasa, yang dibesarkan oleh tangan gembala jujur. Dengan rumput halal yang senantiasa dijemput dengan bismillah. Maka ketika rohnya tercerabut, ia terbang dengan penuh keyakinan menuju pintu surga. Terbang diiringi gema takbir bersama jutaan roh-roh binatang suci yang datang dari berbagai penjuru. Demikian ia tak pernah paham, bahwa keputusan Tuhan atas nasibnya yang gemilang, lantaran terhalang oleh kemarahan seorang lelaki. Begitulah malaikat penjaga surga itu menceritakan, tentang seorang lelaki miskin yang tiba-tiba beringas. ''Ia adalah lelaki miskin yang menenteng kepala kambing penuh darah dari pintu rumahnya. Lelaki itu kemudian berteriak dan menyebut kepala kambing itu dengan sebutan ''kepala kambing haram''. Dan dengan bengis melemparkannya ke tengah orang-orang.''

sumber : http://kendaripos.co.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=7738
 

Ilmu Komunikasi


Komunikasi boleh ditakrifkan sebagai "satu proses perpindahan maklumat, perasaan, idea, dan fikiran seseorang individu kepada individu atau sekumpulan individu yang lain". Ia merupakan proses interaksi yang bererti antara hidupan dan merangkumi kedua-dua:
Add caption

  • perbuatan menghantar matklumat; dan
  • proses untuk bertukar-tukar maksud;
supaya dapat menghasilkan pemahaman. Komunikasi boleh mengambil bentuk, baik secara lisan mahupun tidak, misalnya bahasa gerak-geri, bahasa isyarat, sentuhan, hubungan mata, dan penulisan.
Bagi seorang praktisi public relation, menjaga hubungan baik dengan media massa adalah hal yang mutlak. Praktisi PR tak hanya membangun hubungan dengan institusi media, namun juga dengan insan pers yang bekerja di sana. Kesuksesan membangun hubungan dengan media tak hanya terlihat saat perusahaan membutuhkan publisitas, namun terlebih saat perusahaan mengalami krisis.
Belajar monitoring media dan aktivitas media relations rasanya kurang lengkap tanpa belajar langsung dari ahlinya. Untuk itulah pada Kamis, 08/12/2011, sebanyak 25 orang mahasiswa peminatan Humas Stratejik Angkatan 2009, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina berkunjung ke Pulse Communication, sebuah divisi dari Ogilvy PR Worldwide. Dalam kunjungan tersebut mahasiswa didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah Relasi Media ibu Novi Arlaida, Sekretaris Program Studi ibu Ika Karlina Idris, dan staf administrasi program studi ibu Dwi Susiyati.
Dalam kunjungan tersebut mahasiswa mendapatkan penjelasan seputar strategi dan aktivitas Relasi Media oleh Client Service Director Pulse Communication Bapak Eugene Laksono. Menurut Eugene, PR mesti konsisten dengan key message yang diusung dalam sebuah konfrensi pers. Jika tidak, maka pesan yang akan dimuat di media massa bisa sangat beragam.
If we stick to the key messages, then media will get it and forget their agenda,” tegas Eugene.
Selain itu, ia juga memberi beberapa tips seputar relasi media, di antaranya adalah mengenai pemanfaatan sosial media, kontrol isu setelah konferensi pers, dan monitoring hasil pemberitaan.

Berikut beberapa tips dari Bapak Lohjenawi agar para mahasiswa dapat berkomunikasi dengan efektif:
1. Sadarilah bahwa segala hal yang kita lakukan adalah komunikasi
2. Cara pesan disampaikan selalu mempengaruhi bagaimana pesan itu diterima. Untuk itu, mahasiswa perlu mencari cara yang tepat untuk menyampaikan sebuah pesan.
3. Komunikasi yang sebenarnya adalah pesan yang diterima, bukan yang diharapkan untuk diterima.
4. Cara kita memulai pesan seringkali menentukan hasil komunikasi
5. Komunikasi merupakan jalan dua arah. Dengan demikian, sangat penting untuk merespon sebuah pesan dengan cara yang baik.
6. Berkomunikasi ibarat sedang menari. Jika ada pihak yang tidak sensitif, maka tarian tak akan sedap dipandang karena tidak seirama, atau bahkan bisa saja ada yang terinjak kakinya. Begitupun dalam proses komunikasi, jika ada pihak yang tak sensitif maka potensi kesalahpahaman sangat besar. (SRY)

Dimensi utama komunikasi

Terdapat berbagai-bagai takrif komunikasi, dari takrif yang mengiktiraf komunikasi antara haiwan sehinggalah yang hanya mengiktiraf komunikasi antara manusia sahaja. Bagaimanapun, komunikasi biasanya diperikan berdasarkan enam dimensi utama, seperti yang berikut:
  1. Kandungan (apakah yang disampaikan?)
  2. Penghantar/Sumber/Pengekod (oleh siapa?)
  3. Bentuk (apakah bentuknya?)
  4. Saluran (apakah perantaranya?)
  5. Penerima/Sasaran/Penyahkod (kepada siapa?)
  6. Tujuan.

Proses komunikasi

Komunikasi boleh dilihatkan sebagai proses untuk menghantar maklumat yang tertakluk kepada tiga tingkat peraturan semiotik:
  1. Sintaks (sifat tanda dan simbol yang formal)
  2. Pragmatik (berkenaan dengan hubungan antara tanda/ungkapan dan pengguna)
  3. Semantik (kajian tentang hubungan antara tanda, simbol, dan maknanya).
Oleh itu, komunikasi merupakan interaksi sosial antara sekurang-kurangnya dua ejen berinteraksi yang berkongsi satu set tanda serta satu set peraturan semiotik yang sama. Perbualan merupakan sejenis komunikasi yang kedua-dua pihaknya saling menghantar dan menerima maklumat. Teori pengawalan bersama memerihalkan komunikasi sebagai satu proses selanjar yang kreatif dan dinamik, dan bukannya penukaran maklumat yang berasingan.
Dalam model yang mudah, maklumat atau kandungan (misalnya, pesanan dalam bahasa sejadi) dihantar daripada penghantar kepada penerima menerusi saluran penghantaran, misalnya udara. Perantara komunikasi bukan sahaja membabitkan media massa dan media berita, tetapi juga merangkumi perantara tunggal yang digunakan untuk menyampaikan apa-apa data bagi apa jua tujuan. Bahantara ialah storan dan peralatan penghantaran data yang digunakan untuk menyimpan dan menghantar maklumat atau data. Jika wujudnya gangguan komunikasi dalam saluran penghantaran, maka penerimaan dan penyahkodan kandungan akan terjejas dan dengan itu, penghantar pesanan itu tidak akan mencapai kesan yang diingini.
Bahasa ialah sistem isyarat teratur daripada segi sintaks — misalnya intonasi, gerak isyarat, atau simbol bertulis — yang menyampaikan pemikiran atau perasaan. Kedua-dua bahasa pertuturan dan bahasa tulisan manusia boleh diperihalkan sebagai sebuah sistem yang terdiri daripada simbol (leksem) serta juga peraturan tatabahasa yang mengolah simbol tersebut. Walaupun haiwan tidak memiliki sebarang bahasa tulisan, ia masih berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, iaitu bahasa tersendiri.

    Tentang Agama

    Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
    Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".[1]. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
    Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya

    Definisi

    Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
    Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
    Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
    • menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
    • menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan
    Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama

    Cara Beragama

    Berdasarkan cara beragamanya:
    1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.
    2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
    3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
    4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.